Minggu, 08 Januari 2012

Strategi Pembelajaran Berpikir Kritis


Menurut Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikirkritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaianketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problemsolving, meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis (Pithers RT, Soden R., 2000).
Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan berpikirpada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah menyimpulkan bahwabeberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas dengan diskusi yang menggunakanpendekatan pengulangan, pengayaan terhadap materi, memberikan pertanyaan yang memerlukanjawaban pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir sebelummemberikan jawaban dilaporkan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir.Dari sejumlah strategi tersebut, yang paling baik adalah mengkombinasikan berbagai strategi.Faktor yang menentukan keberhasilan program pengajaran ketrampilan berpikir adalah pelatihanuntuk para pengajar. Pelatihan saja tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan ketrampilanberpikir jika penerapannya tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, tidak disertai dukunganadministrasi yang memadai, serta program yang dijalankan tidak sesuai dengan populasi siswa(Cotton K., 1991).
Penulis menilai strategi belajar kelas lebih sesuai pada pengajaran tingkat dasar danmenengah seperti hasil-hasil penelitian yang dilaporkan pada artikel tersebut. Pada pendidikantingkat lanjut mahasiswa dipersiapkan untuk dapat belajar lebih mandiri sebagai modal yangdiperlukan pada saat bekerja. Artikel tersebut juga melaporkan bahwa strategi pengajaran yangdiarahkan melalui komputer (CAI) mempunyai hubungan positif terhadap perkembanganintelektual dan pencapaian prestasi. Strategi tersebut dapat menjadi pilihan dalam pendidikantinggi, sehingga mahasiswa dapat mengatur cara belajarnya secara mandiri.
Strategi pengajaran berpikir kritis pada program sarjana kedokteran yang dilakukan di
Melaka Manipal Medical College India adalah dengan memberikan penilaian menggunakan
pertanyaan yang memerlukan ketrampilan berpikir pada level yang lebih tinggi dan belajar ilmudasar menggunakan kasus klinik untuk mata kuliah yang sudah terintegrasi menggunakan blokyang berbasis pada sistem organ. Setelah kuliah pendahuluan, mahasiswa diberikan kasus klinikserta sejumlah pertanyaan yang harus dijawab beserta alasan sebagai penugasan. Jawabandidiskusikan pada pertemuan berikutnya untuk meluruskan adanya kesalahan konsep danmemperjelas materi yang belum dipahami oleh mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwamahasiswa pada program tersebut menunjukkan prestasi yang lebih baik dalam mengerjakansoal-soal hapalan maupun soal yang menuntut jawaban yang memerlukan telaah yang lebihdalam. Mahasiswa juga termotivasi untuk belajar (Abraham RR., et al., 2004).
Penelitian tersebut membuktikan dua hal dalam pengajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1.Dengan menggunakan konteks yang relevan seperti masalah klinik yang dipahami oleh mahasiswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis sekaligus meningkatkan prestasi akademisnya.
2.Cara penilaian yang memerlukan telaah yang lebih dalam, mendorong siswa untuk belajar secara lebih bermakna daripada
sekedar belajar untuk menghapal.
Artikel di atas menyatakan bahwa pertanyaan diberikan setelah memperoleh kuliah pendahuluan
konsep dasar dari ilmu dasar yang dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang
diberikan telah disusun oleh dosen dengan konsep yang jelas sehingga tidak memberikan
pengalaman bagi mahasiswa untuk menentukan informasi yang diperlukan untuk membangun
konsep sendiri. Sedangkan salah satu karakter seorang yang berpikir kritis adalah self regulatory,
sehingga pengajaran tersebut dapat dikombinasikan dengan strategi lain agar mahasiswa dapat
menentukan informasi secara mandiri. Artikel tersebut juga tidak menjelaskan bagaimana proses
diskusi yang dilakukan pada kelas besar, sehingga setiap mahasiswa memperoleh kesempatan
untuk menyampaikan argumentasi dari jawaban pertanyaan yang diberikan. Penulis beranggapan
bahwa pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dapat
dimasukkan ke dalam study guide sebagai salah satu sumber belajar ketika mahasiswa dalam kesulitan.

KESIMPULAN :
Janganlah membuat asumsi secara berlebihan, dengan kata lain: jangan memperumit masalah
anda. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang tidak akan selesai. Seseorang dapat mencapai
sebuah kesimpulan tentatif berdasarkan evaluasi dari informasi yang ada. Tetapi, jika ada
informasi baru yang ditemukan maka proses evaluasi harus dijalankan kembali.

1 komentar:

  1. Bpk.DR.SULARDI. MM beliau selaku DEPUTI BIDANG BINA PENGADAAN, KEPANGKATAN DAN PENSIUN BKN PUSAT,dan dialah membantu kelulusan saya selama ini,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.Teman teman yg ingin seperti saya silahkan anda hubungi bpk DR.SULARDI.MM Tlp; 0813-4662-6222. Siapa tau beliau mau bantu

    BalasHapus