Minggu, 08 Januari 2012

Strategi Pembelajaran Berpikir Kritis


Menurut Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikirkritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaianketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problemsolving, meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis (Pithers RT, Soden R., 2000).
Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan berpikirpada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah menyimpulkan bahwabeberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas dengan diskusi yang menggunakanpendekatan pengulangan, pengayaan terhadap materi, memberikan pertanyaan yang memerlukanjawaban pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir sebelummemberikan jawaban dilaporkan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir.Dari sejumlah strategi tersebut, yang paling baik adalah mengkombinasikan berbagai strategi.Faktor yang menentukan keberhasilan program pengajaran ketrampilan berpikir adalah pelatihanuntuk para pengajar. Pelatihan saja tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan ketrampilanberpikir jika penerapannya tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, tidak disertai dukunganadministrasi yang memadai, serta program yang dijalankan tidak sesuai dengan populasi siswa(Cotton K., 1991).
Penulis menilai strategi belajar kelas lebih sesuai pada pengajaran tingkat dasar danmenengah seperti hasil-hasil penelitian yang dilaporkan pada artikel tersebut. Pada pendidikantingkat lanjut mahasiswa dipersiapkan untuk dapat belajar lebih mandiri sebagai modal yangdiperlukan pada saat bekerja. Artikel tersebut juga melaporkan bahwa strategi pengajaran yangdiarahkan melalui komputer (CAI) mempunyai hubungan positif terhadap perkembanganintelektual dan pencapaian prestasi. Strategi tersebut dapat menjadi pilihan dalam pendidikantinggi, sehingga mahasiswa dapat mengatur cara belajarnya secara mandiri.
Strategi pengajaran berpikir kritis pada program sarjana kedokteran yang dilakukan di
Melaka Manipal Medical College India adalah dengan memberikan penilaian menggunakan
pertanyaan yang memerlukan ketrampilan berpikir pada level yang lebih tinggi dan belajar ilmudasar menggunakan kasus klinik untuk mata kuliah yang sudah terintegrasi menggunakan blokyang berbasis pada sistem organ. Setelah kuliah pendahuluan, mahasiswa diberikan kasus klinikserta sejumlah pertanyaan yang harus dijawab beserta alasan sebagai penugasan. Jawabandidiskusikan pada pertemuan berikutnya untuk meluruskan adanya kesalahan konsep danmemperjelas materi yang belum dipahami oleh mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwamahasiswa pada program tersebut menunjukkan prestasi yang lebih baik dalam mengerjakansoal-soal hapalan maupun soal yang menuntut jawaban yang memerlukan telaah yang lebihdalam. Mahasiswa juga termotivasi untuk belajar (Abraham RR., et al., 2004).
Penelitian tersebut membuktikan dua hal dalam pengajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1.Dengan menggunakan konteks yang relevan seperti masalah klinik yang dipahami oleh mahasiswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis sekaligus meningkatkan prestasi akademisnya.
2.Cara penilaian yang memerlukan telaah yang lebih dalam, mendorong siswa untuk belajar secara lebih bermakna daripada
sekedar belajar untuk menghapal.
Artikel di atas menyatakan bahwa pertanyaan diberikan setelah memperoleh kuliah pendahuluan
konsep dasar dari ilmu dasar yang dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang
diberikan telah disusun oleh dosen dengan konsep yang jelas sehingga tidak memberikan
pengalaman bagi mahasiswa untuk menentukan informasi yang diperlukan untuk membangun
konsep sendiri. Sedangkan salah satu karakter seorang yang berpikir kritis adalah self regulatory,
sehingga pengajaran tersebut dapat dikombinasikan dengan strategi lain agar mahasiswa dapat
menentukan informasi secara mandiri. Artikel tersebut juga tidak menjelaskan bagaimana proses
diskusi yang dilakukan pada kelas besar, sehingga setiap mahasiswa memperoleh kesempatan
untuk menyampaikan argumentasi dari jawaban pertanyaan yang diberikan. Penulis beranggapan
bahwa pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dapat
dimasukkan ke dalam study guide sebagai salah satu sumber belajar ketika mahasiswa dalam kesulitan.

KESIMPULAN :
Janganlah membuat asumsi secara berlebihan, dengan kata lain: jangan memperumit masalah
anda. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang tidak akan selesai. Seseorang dapat mencapai
sebuah kesimpulan tentatif berdasarkan evaluasi dari informasi yang ada. Tetapi, jika ada
informasi baru yang ditemukan maka proses evaluasi harus dijalankan kembali.

Teori Sistem Keperawatan


1.      Definisi
Teori sistem merupakan perubahan dalam satu atau lebih dari satu variabel bersamaan atau disusul dengan perubahan variabel lain atau kombinasi variabel.
Teori sistem dapat dianalogikan dengan sistem yang ada pada organisme. Organisme sel itu terdiri atas sel-sel, dan sel-sel membentuk suatu molekul. Tiap bagian yang ada membentuk sistem yang terintegrasi dan terdiri dari struktur yang saling bergantungan dan bekerja secara harmonis.

2.      Macam-macam Teori Sistem
Ada 3 sistem menurut system teori umum:
1.      Sistem mekanistis (mesin buatan manusia dan alam material) : masih bisa dijelaskan dalam kerangka pandangan dunia mekanistis a la Newton
2.      Sistem organistis (makhluk hidup) : sistem yang sangat kompleks yang tidak dapat dikalkulasi secara matematis dan deterministis
3.      Sistem semiotis (masyarakat sebagai sistem makna) : sistem yang lebih kompleks daripada sistem organisi
3.      Type dari teori sistem
a.       Tipe I         :     Theory for Analyzing. Menganalisa “apa itu” sebagai kebalikan dari
                        penjelasan kausalitas atau melakukan generalisasi yang prediktif. Teori
                        ini adalah teori paling dasar dari teori.
b.      Tipe II        :     Theory for Explaining. Menjelaskan bagaimana dan kenapa suatu
                        fenomena terjadi
c.       Tipe III       :     Theory for Predicting. Bertujuan memprediksi apa yang akan terjadi
                        bukan kenapa itu terjadi; sebagian dari sistem masih merupakan “kotak
                        hitam”.
d.      Tipe IV      :     Theory for Explaining and Predicting (EP Theory). Tipe ini Menga-
                        takan  apa itu, bagaimana, kenapa, dimana dan apa yang akan terjadi.

e.       Tipe V        :     Theory for Design and Action. Tipe teori ini menceritakan bagaimana
                        melakukan sesuatu.

4.       Konsep Teori Sistem
Teori sistem memiliki dua konsep dasar yaitu pertama, konsep subsistem yang melihat hubungan antar bagian sebagai hubungan sebab akibat. Konsep kedua memandang sebab jamak (multiple causation) sebagai hubungan yang saling berkaitan yakni tiap bagian merupakan kompleks (kumpulan) yang tiap faktornya saling berkaitan.

5.      Karakterisitik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai :
a.   Komponen (components)
Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, dan bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen dapat terdiri dari beberapa
subsistem atau subbagian, dimana setiap subsistem tersebut memiliki
fungsi khusus dan akan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
b. Batas sistem (boundary)
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya
atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem
dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan luar sistem (environments)
Adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan dan merugikan.
Lingkungan yang menguntungkan harus tetap dijaga dan dipelihara,
sebaliknya lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan,
kalau tidak ingin terganggu kelangsungan hidup sistem.


d. Penghubung (interface)
Merupakan media penghubung antar subsistem, yang memungkinkan sumbar-
sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.
Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk
subsistem lainnya melalui penghubung disamping sebagai penghubung untuk
mengintegrasikan subsistem-subsistem menjadi satu kesatuan.
e. Masukan (input)
Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa masukan
perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem dapat
beroperasi, sedangkan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk
mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program
adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan
data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
f. Keluaran (output)
Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk
subsistem yang lain. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan
adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan,
sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
g. Pengolah (process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan
berupa bahan baku dan bahan-bahan lain menjadi keluaran berupa barang
jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-
laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.



h. Sasaran (objectives) atau tujuan (goal)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan
yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
Suatu sistem dikatakan bersila bila mengenai sasaran atau tujuannya.

6.      Contoh teori system Keperawatan
a.      Teori menurut Nightingale (1860)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk memfasulitasi proses penyembuhan
tubuh dengan memanipulasi lingkungan
klien (Torres, 1986)
  • Kerangka Kerja praktik            :           Lingkungan klien dimanipulasi untuk
ketenangan, nutrisi, kebersihan, cahaya,
kenyamanan, sosilaisasi dan harapan yang sesuai


  • b.      Teori menurut Peplau (1952)
Tujuan Keperawatan                :           Untuk mengembangkan interaksi antara perawat
                                                            dan klien (Peplau, 1952)
  • Kerangka Kerja Praktik           :           Keperawatan adalah proses penting, terapeutik
dan interpersonal (Peplau, 1952). Keperawatan
berpartisipasi dalam menyusun struktur system
asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi
yang alami dan kecenderungan manusia untuk
mengembangkan hubungan interpersonal
(Marriner-Toney, 1994)




  • c.       Teori menurut Henderson (1955)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga
                                                            pemberi pelayanan kesehatan, membantu klien
                                                            untuk mendapatkan kembali kemandiriannya
                                                            secepat mungkin
  • Kerangka Kerja Praktik           :           Praktik keperawatan membentuk klien untuk
                                                            melakukan 14 kebutuhan dasar Henderson

  • d.      Teori menurut Abdellah (1960)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk memberikan pelayanan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat. Untuk menjadi perawat yang baik dan berpengertian, juga mempunyai kemampuan intelegensia yang tinggi, kompeten, dan memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan keperawatan.
  • Kerangka Kerja Praktik           :           Teori ini melingkupi 21 masalah keperawatan
Abdellah
  • e.       Teori menurut Orlando (1961)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk berespons terhadap perilaku klien dalam
memenuhi kebutuhan klien dengan segera. Untuk berionteraksi dengan klien untuk memenuhi kebutuhan klien secepat mungkin dengan mengidentifikasi perilaku klien, reaksi perawat, tindakan keperawatn yang dilakukan
  • Kerangka Kerja Praktik           :           Tiga elemen seperti perilaku klien, reaksi
perawat, dan tindakan perawat membentuk situasi keperawatan







  • f.        Teori menurut Hall (1962)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk memberikan asuhan dan kenyamanan
bagi klien selama proses penyakit
  • Kerangka Kerja Praktik           :           Seorang klien dibentuk oleh bagian-bagian
berikut yang saling tumpang tindih yaitu
manusia (inti), status patologis, dan pengobatan
(penyembuhan) dan tubuh perawatan. Perawat
sebagai pemberi perawatan
  • g.       Teori menurut Rogers (1970)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat
serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak
mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan
  • Kerangka Kerja Praktik           :           “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang
hidup. Klien secara terus menerus berubah dan
menyelaraskan dengan lingkungannya
  • h.       Teori menurut Orem (1971)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk merawat dan membantu klien mencapai
perawatan diri secara total
  • Kerangka Kerja Praktik           :           Teori ini merupakan teori kurangnya perawatan
diri sendiri. Asuhan keperawatan menjadi
penting ketika klien tidak mampu memenuhi
kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan
dan sosial
  • i.         Teori menurut King (19714)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk memanfaatkan komunikasi dalam
membantu klien mencapai kembali adaptasi
secara positif terhadap lingkungan
  • Kerangka Kerja Praktik           :           Proses keperawatan didefinisikan sebagai proses
interpersonal yang dinamis antara perawat, klien
dan sistem pelayanan kesehatan


  • j.        Teori menurut Neuman (1972)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk membantu individu, keluarga, dan
kelompok untuk mendapatkan dan
mempertahankan tingkat kesehatan
maksimalnya melalui intervensi tertentu
  • Kerangka Kerja Praktik           :           Penurunan stresadalah tujuan darisistem model
praktik keperawatan.Tindakan keperawatan meliputitidakan preventif tingkat primer. Sekunder, tersier
  • k.      Teori menurut Leininger (1972)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk memberikan perawatan yang konsisten
dengan ilmu dan pengetahuan keperawatan
dengan caring sebagai focus sentral
  • Kerangka Kerja Praktik           :           dengan teori transkultural ini, caring merupakan
sentral dan menggabungkan pengetahuan dan
praktik keperawatan
  • l.         Teori menurut Roy (1979)
  • Tujuan Keperawatan                :           Untuk mengidentifikasi tipe kebutuhan klien,
mengkaji kemampuan adaptasi terhadap
kebutuhan dan membantu klien beradaptasi
  • Kerangka Kerja Praktik           :           Model adaptasi ini didasari oloeh model adaptasi
fisiologis,psikologis, sosiologis, serta
ketergantungan dan kemandirian


7.      Ada empat tujuan utama dari teori:
1.      Analysis and description.
Teori menyediakan deskripsi dari fenomena kepentingan, menganalisa relasi            diantara bangunan-bangunan, derajat generalisasi pada banguan dan relasi dan batas-batas pada relasi.
2.      Explanation.
Teori menyediakan penjelasan dari bagaimana, kenapa, dan kapan sesuatu itu terjadi.
3.      Prediction.
Teori menyatakan apa yang akan terjadi di kemudian harinya jika kondisi sebelumnya pasti diadakan.
4.      Prescription.
Kasus spesial dari prediksi yang ada dimana teori menyediakan deskripsi dari metode atau struktur atau keduanya dalam pembangunan artifact.

Sabtu, 07 Januari 2012

Proses Keperawatan - Sister Calista Roy

Suster Callista Roy, RN, PhD (b.1939) adalah perawat teori, Bostom College, Massachusetts. Roy adalah masa lalu-Doktor Fellpw dan Robert Wood Johnson Scholar Perawat Klinis di unervesity of California, San fransisco.Roy telah bertugas di banyak posisi, termasuk Ketua Departemen Keperawatan, Fakultas Mount Saint Mary, Los angeles, Ajun Profesor, Program Pascasarjana, Sekolah, Keperawatan, Univetrsity Portland, dan Bertindak Konsultan Direktur dan Perawat, Rumah Sakit Saint Mary, Tucson, Arizona . Roy memperoleh gelar BS di keperawatan pada tahun 1963 dari College Mount Saint Mary, Los Angeles. Dia adalah Fellow dari American Academy of Keperawatan dan aktif dalam organisasi keperawatan termasuk Sigma Theta Tau dan Amerika Utara Perawat Diagnosis Association (NANDA). Dia adalah penulis atau co-penulis sejumlah karya termasuk Pengantar Keperawatan: Model adaptasi, Essentials Model Adaptasi Roy, dan Konstruksi Teori Keperawatan: Model Adaptasi.
Model Adaptasi Roy telah menimbulkan banyak minat dan hormat sejak didirikan pada tahun 1964 oleh Roy sebagai bagian dari pekerjaan pascasarjana di University of California, Los Angeles, di bawah bimbingan Dorothy, E.Jonhson.In 1970 fakultas Gunung Saint Mary College di Los angeles mengadopsi Model adaptasi Roy sebagai kerangka konseptual keperawatan. sarjana ditulis oleh Roy fakultas Fellow abd menggambarkan Model adaptasi Roy dan menyajikan pengkajian keperawatan dan intervensi mencerminkan fokus khas mode. Pada tahun 1984, sebuah edisi revisi dari pengenalan luas untuk
Keperawatan: Model adaptasi adalah published.Further, Roy dan Roberts menulis Konstruksi Teori Keperawatan: Model adaptasi untuk membahas penggunaan Model keperawatan Roy untuk membangun pembaca teori. Hal yang menggembira dengan model akan menemukan bahwa respon yang kaya telah dibuat dan terus dibuat oleh praktisi perawat, pendidik, dan peneliti dalam analisis, pengujian, dan penerapan model untuk keperawatan.

UNSUR-UNSUR MODEL ADAPTASI ROY
Ada lima elemen penting dari Model Adaptasi Roy. Mereka adalah
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Tujuan dari keperawatan
3. Konsep kesehatan
4. Konsep lingkungan
5. Arah aktifitas keperawatan

Model ini menyajikan konsep yang berkaitan dengan bidang di atas klarifikasi masing-masing dan menentukan hubungan timbal balik mereka.
Orang yang
Daerah pertama yang menjadi perhatian adalah identitas penerima terbuka.Roy keperawatan menyatakan bahwa penerima asuhan keperawatan mungkin orang, keluarga, kelompok, komunitas, atau masyarakat. Setiap dianggap oleh perawat sebagai system.The holistik ide adaptif dari suatu sistem adaptif menggabungkan konsep adaptasi dan sistem.

Pertama, mempertimbangkan konsep sistem yang diterapkan pada suatu individual. Konsep Roy adalah orang dalam perspektif holistik. Aspek individu bagian bertindak bersama-sama untuk membentuk sebuah kesatuan. Penambahan orang sebagai sistem yang hidup, dalam interaksi konstan dengan keramaian . Disamping sistem, dan lingkungan terjadi pertukaran karakteristik informasi, materi dan energi. suatu Sistem ini disebut Keterbukaan. Dunn, seorang ahli teori sistem, panggilan perhatian kita ke unit terkecil kehidupan, sel adalah sel sistem. tamu terbuka telah .dari yang dalam dan luar dunia, ia harus menarik sebagainya zat-zat yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Dalam dirinya, sel harus mempertahankan agar angka-angka luas keterbukaan molekul.Sistem, oleh karena itu, menyiratkan konstan bertukar informasi, materi, dan energi antara sistem dan kualitas. Sistem yang dipegang oleh interaksi konstan person.Orang dengan lingkungan mereka ditandai dengan perubahan.Baik internal dan eksternal ini orang-orang dunia yang berubah harus mempertahankan integritas mereka sendiri, yaitu, setiap orang terus menerus beradaptasi. Hence, orang dipandang sebagai sistem adaptif holistik.
Seiring dengan rangsangan, tingkat adaptasi orang tersebut bertindak sebagai masukan kepada orang itu sebagai tingkat system. Adaptasi adalah suatu rangsangan yang orang lain dapat merespon dengan kisaran tak hingga. Hal ini biasa di temukan respon unik untuk individu. tingkat adaptasi setiap orang adalah aspek yang terus berubah yang dipengaruhi oleh mekanisme Kelompok. Roy yang memperkerjakan Helson untuk mengembangkan teori ini akan disajikan nanti dalam bab ketika tujuan perawat diterapkan.

Enam mode adaptif memerlukan fungsi mode lanjut penjelasan fisiologis adalah sebagai berikut:
® Oksigenasi: Menjelaskan pola penggunaan oksigen berhubungan dengan respirasi dan sirkulasi
® Nutrisi: Jelaskan pola penggunaan nutrisi untuk perbaikan tubuh dan pengembangan
® Eliminasi: Jelaskan pola eliminasi produk sisa
® Aktivitas dan Istirahat: Jelaskan pola latihan, aktivitas, istirahat, dan tidur
® Kulit Integritas: Jelaskan pola fungsi fisiologis kulit
® Senses: Menjelaskan persepsi sensorik-fungsi yang terkait untuk memperoleh visual, auditori, kinestetik,   gustatory, taktil, dan informasi penciuman
Cairan dan Elektrolit

®: Menjelaskan pola fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit
® fungsi neurologis: Menjelaskan pola neural kontrol, regulasi, dan intelek
® endokrin fungsi: Menjelaskan pola kontrol dan pengaturan termasuk respon stres dan sistem reproduksi
Konsep empat mode di atas adaptif datang lebih awal dalam pekerjaan Roy dalam upaya untuk menjawab pertanyaan, Bagaimana orang-orang beradaptasi dengan perubahan yang mereka dikenakan? Keempat mode adalah cannels melalui mana seseorang menyesuaikan dengan perubahan. Response internal dan eksternal untuk mengubah oleh orang yang dapat diproses mayoritas dalam mode. adaptif tunggal sering, ditanggapi dan diproses lebih dari satu modus.
Tujuan Keperawatan
Roy mendefinisikan tujuan keperawatan sebagai promosi respon adaptif dalam kaitannya dengan empat tanggapan modes Adaptif. adaptif adalah mereka yang positif mempengaruhi kesehatan. Helson bekerja dikutip oleh Roy berguna dalam memahami konsep adaptasi dalam kaitannya dengan kualitas holistik yang person.Helson pandangan adaptasi seseorang untuk berubah tergantung pada rangsangan yang input untuk orang dan tingkat adaptasi seseorang.
Perubahan internal dan eksternal, yaitu rangsangan masukan, antarmuka dengan negara seseorang mengatasi, unsur penting lainnya dalam kondisi adaptasi. Dari orang atau negara mengatasi individu adalah tingkat adaptasi. Orang orang itu akan menentukan apakah respon positif terhadap rangsangan internal atau eksternal akan tingkat adaptasi seseorang.ini ditentukan oleh rangsangan stimuli dari fokal, kontekstual, dan residual segera dihadapi orang adalah stimulus fokal biasanya merupakan fokus stimuli. tingkat terbesar dari perubahan berdampak pada rangsangan person. Semua rangsangan lain di dunia orang internal dan eksternal yang mempengaruhi situasi dan diamati, terukur, atau secara subyektif dilaporkan oleh rangsangan person. Besidual adalah mereka yang merubah karakteristik orang yang hadir dan relevan dengan situasi tetapi sulit dipahami atau sulit untuk mengukur secara objektif.
PROSES KEPERAWATAN

Model adaptasi Roy menawarkan pedoman untuk perawat dalam mengembangkan unsur-unsur keperawatan proses. Proses keperawatan Roy meliputi penilaian tingkat pertama dan kedua, diagnosis, penetapan tujuan, intervensi, dan penilaian evaluasi. Jika tingkat pertama dan kedua dianggap tambahan dari unsur yang sama, lima unsur paralel proses keperawatan Roy lima tahapan proses keperawatan diidentifikasi dalam bab berikutnya.

Pertama Tingkat Penilaian
Penilaian tingkat pertama dianggap sebagai pengumpulan perilaku output seseorang sebagai sebuah sistem adaptif dalam kaitannya dengan masing-masing dari empat mode adaptif: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan penilaian tingkat keakutan. Yang pertama disebut sebagai penilaian perilaku.
Penilaian klien dalam masing-masing dari empat mode adaptif meningkatkan penilaian yang sistematis dan holistik menjelaskan fokus yang perawat atau tim keperawatan akan mengambil dalam merawat Klien. Umumnya hal tersebut, benar-benar dilakukan dan dicatat pengkajian keperawatan dalam empat mode adaptif menetapkan nada memahami situasi tertentu klien. Menggunakan empat cara adaptif dari Roy. Guide pertanyaan yang terkait dengan setiap mode adaptif dapat dikembangkan untuk mencerminkan usia atau ketajaman dari populasi klien dikumpulkan. Informasi yang meliputi subjektif, objektif, dan data pengukuran.

Kedua Tingkat Penilaian
Setelah penilaian tingkat pertama, perawat menganalisa tema dan pola emergizing perilaku klien untuk mengidentifikasi respon tidak efektif atau respon adaptif yang memerlukan perilaku dukungan. Saat perawat tidak efektif atau perilaku adaptif memerlukan dukungan yang hadir, perawat mengadakan assessment. Di tingkat kedua ini tahap penilaian, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual, dan residual yang berdampak pada proses klien. Ini menjelaskan etiologi dari masalah dan mengidentifikasi fakta. kontekstual dan residual yang diidentifikasi merubah genetik, jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, tembakau, konsep diri, fungsi peran, interdependensi, pola interaksi sosial, mekanisme koping dan gaya, stres fisik dan emosional, orientasi budaya, agama, dan lingkungan fisik sebagai stimulus kontekstual yang mempengaruhi mode adaptif.
Ilmu dari proses pengambilan keputusan masih dalam tahap perkembangan untuk perawat. Teori tambahan, hukum, dan prinsip-prinsip seni dan ilmu yang digunakan untuk memvalidasi adanya masalah adaptasi problem.Adaptasi ditunjukkan ketika kelangsungan hidup, pertumbuhan , reproduksi, atau penguasaan tujuan dari orang yang terhambat atau, dengan kata lain, ketika integritas orang tersebut berubah. Hukum ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa pH tubuh harus tetap di atas tingkat tertentu untuk mendukung. Hence selular, rendah pH jelas menunjukkan respon yang tidak efektif memerlukan penilaian lebih lanjut dan intervensi untuk mempertahankan kelangsungan hidup validasi person. Kelanjutannya dapat diperoleh dengan meninjau karakteristik mendefinisikan dan etiologi berkaitan dengan diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Amerika Diagnosa Keperawatan Utara Association (NANDA).

Diagnosa Keperawatan
Roy menjelaskan tiga metode untuk membuat metode diagnosis. pertama, perawat dapat menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan dengan empat adaptif mode adalah daftar masalah adaptasi umum menggunakan typology. ini menerapkan metode Diagnosis ke contoh Mr.Smith, diagnosis akan: "Hipoksia"
Metode kedua adalah untuk membuat diagnosis dengan menyatakan perilaku yang diamati bersama dengan yang paling mempengaruhi stimuli.Menggunakan metode ini, diagnosis untuk Mr.Smith dapat dinyatakan sebagai: "Nyeri dada yang disebabkan oleh defisit oksigen ke otot jantung yang terkait dengan sebuah overexposure ke cuaca panas. "
Metode ketiga merangkum perilaku dalam satu atau lebih adaptif mode berhubungan dengan contoh stimuli yang sama, jika orang mengalami nyeri dada adalah petani, yang bekerja di luar dalam cuaca panas adalah diperlukan untuk sukses dalam work.In nya kasus ini, suatu diagnosa yang tepat mungkin: "Peran kegagalan yang terkait dengan terbatas (miokard) kemampuan fisik untuk bekerja di cuaca panas."
Di sisi lain, diagnosis keperawatan menggunakan salah satu metode di atas juga bisa menjadi perilaku adaptif pernyataan bahwa perawat ingin didukung. Sebagai contoh, jika Mr.Smith adalah mencari bantuan melalui konseling kejuruan untuk beradaptasi dengan keterbatasan fisik nya, perawat dapat mendiagnosis kebutuhan untuk mendukung. Di kasus ini, diagnosis yang tepat akan menjadi: "Adaptasi untuk memerintah kegagalan dengan mencari karir lainnya."
Banyak perawat yang akrab dengan karya NANDA dan daftar diagnosis keperawatan yang telah diterima untuk pengujian melalui tujuh Konfrensi.Di edisi mereka yang kedua dari Pengantar Keperawatan: Model Adaptasi, penulis bab mulai mengidentifikasi diagnosis NANDA berhubungan satu sama adaptif mode.Sebagai edisi kedua mendahului taksonomi NANDA terbaru, korelasi mode adaptif dan daftar NANDA yang belum dipublikasikan oleh Roy atau rekan-rekannya dan mengikuti tren yang dikembangkan oleh Roy dan lain-lain.